Zaman now, banyak orang memiliki banyak aktivitas dengan kesibukan yang
luar biasa. Apa dampaknya ? Kita sering melupakan “me
time”. Me time sendiri bukan hanya
sekedar jalan-jalan , rekreasi, dan
mencari hiburan tapi juga waktu untuk
memperhatikan kesehatan tubuh kita terutama kebutuhan gizi kita. Maka,
sekarang banyak yang mengatakan orang muda sudah sakit penyakit yang berbahaya
seperti diabetes melitus. Di dunia
sekitar 422 juta orang usia dewasa telah menjadi penderita diabetes pada
tahun 2014 (WHO). Di Asia Tenggara sendiri 96 juta orang memiliki penyakit
diabetes, 90% diantaranya merupakan diabetes melitus tipe 2 (WHO). Berdasarkan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, kasus diabetes tipe 2 yang sebanyak itu
karena gaya hidup yang tidak sehat. Contohnya, konsumsi makanan yang tingi
kalori, garam, lemak jenuh. Sehingga meningkatkan resiko kegemukan dan obesitas
namun tidak diimbangi dengan aktifitas fisik, ditambah lagi tidak melakukan pengecekan
kesehatan. Nah oleh karena itu, sebaiknya saat “me time” bisa digunakan untuk olahraga, makan sehat, dan periksa
kesehatan diri kita.
Penyakit DM tipe 2 timbul karena
gaya hidup yang tidak sehat dan bisa
dicegah dengan membiasakan hidup sehat. Kita juga bisa ikut membantu sesama
kita yang sudah memiliki gejala-gejala DM tipe dua. Kita bisa membantu dan
mendukung sesama kita untuk memperhatikan pilihan nutrisi yang tepat diimbangi
dengan aktivitas fisik. Pilihan makanan juga sebaiknya memiliki makanan dengan
indeks glikemik rendah (<60)
Pertama, dukung sesama kita
untuk memeriksakan diri kepada dokter.
Kedua perhatikan pola makannya dan kebutuhan nutrisinya. Saran pola
makan yang harus diperhatikan yaitu tetap menjaga keseimbangan gizi antara
karbohidrat, protein, lemak, dan mikronutrien. Selain itu lebih baik makan
dalam porsi yang kecil dengan jadwal makan yang teratur (pagi, siang, dan
malam) Sumangkut, et al., (2013).
Para penderita DM tipe 2 perlu
banyak mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya serat. Contohnya yaitu buah,
sayur, biji-bijian utuh seperti beras coklat, beras merah, dan kacang-kacangan,
serta susu rendah lemak. Sumber karbohidrat dalam makanan-makanan tersebut
berupa karbohidrat yang kompleks sehingga proses pemecahan karbohidrat dalam
tubuh menjadi lebih lama sehingga kenyang lebih lama. Dengan konsumsi
buah-buahan, para penderita DM tipe 2 ini masih bisa merasakan makanan yang
manis dengann pemanis natural dari buah. Yang perlu dihindari yaitu jenis
pemanis fruktosa dan sukrosa tambahan(ADA, 2004). Menurut penelitian dari
Sumangkut, et al., (2013) sering
mengkonsumsi makanan manis seperti cokelat, permen, dan produk olahan manis
lainnya dapat meningkatkan resiko diabetes tipe dua. Kasus ini lebih banyak
dialami oleh perempuan dimana perempuan suka mengkonsumsi makanan manis.
Para penderita DM tipe dua
memiliki kebutuhan protein seperti pada orang normal yaitu 15-20% dari total
kalori. Dalam konsumsi protein sebaiknya tidak melebihi 20% dari total energi
harian.
Konsumsi lemak jenuh dan
kolesterol sebaiknya dikurangi. Kurangi dan hindari makanan dengan lemak trans
seperti produk-produk dengan lemak yang terhidrogenasi seperti mentega dan
margarin yang banyak ditemukan pada produk roti, donat, kue kering, ayam goreng
dengan mentega. Pengurangan konsumsi lemak
bagi penderita diabetes tipe dua yaitu untuk menghasilkan berat badan
yang ideal (ADA, 2004). Konsumsi susu sebaiknya pilih yang rendah lemak seperti
susu skim (Hartono,2006)
Ketiga, dukung sesama kita beraktivitas fisik. Pada umumnya penderita
diabetes melitus tipe dua mengalami kegemukan dan jumlah insulin terbatas.
Maka, perlu upaya atau konsultasi untuk memperbaiki pola hidup. Para penderita
DM tipe 2 disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik. Disarankan
beraktivitas fisik 150 menit/minggu. Jenis olahraga bisa dengan olahraga
aerobik. Jenis olahraga ini dapat memperbaiki kontrol glikemik dan membantu
pemeliharaan berat badan , dan juga mengurangi resiko kardiovaskular. Dapat
dilakukan 3 kali/minggu selama masing-masing 50 menit. Diusahakan tidak lebih
dari 2 hari tanpa olahraga (Sigal et al.,
2006).
Referensi
American
Diabetes Association (ADA). (2004).Nutrition Principles and
Recommendation. Diabetes Care 2004 Jan:
27(suppl 1): s36-s36 http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s36
Hartono, Andy. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Ed.2. EGC
Sigal, RJ.,
Kenny, GP., Wasserman, DH., Castenda-Sceppa, C., White, RD. Physical
Activity/Exercise and Type 2 Diabetes (http://care.diabetesjournals.org/content/29/6/1433.full)
Sumangkut, S., Supit, W., Onibala, F. (2013). Hubungan Pola Makan
dengan Kejadian Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Interna BLU. RSUP.
Prof. Dr. R. Kandou Manado. Ejournal Keperawatan Volume 1. Nomor1. 2013.
Universitas Sam Ratulangi Manado.
sangat informatif, banyak hal baru yang diketahui setelah membaca blog ini����
BalasHapusartikel ini sangat membantu, namun saya mau bertanya sedikit, apakah ada efek yang baik jika kita mengknsumsi nasi pera dengan kadar amilopektin tinggi terhadap diabetes melitus tipe 2?
BalasHapusTerimakasih Abigail Revina atas pertanyaannya, saya akan mencari informasi terlebih dahulu berkaitan dengan nasi pera terhadap DM 2. Saya akan sesegera mungkin membagikannya
Hapusππ
Hai patricia mega .. terimakasih untuk informasinya ... artikel ini dapat menambah wawasan untuk saya khususnya ��
BalasHapusHai patricia mega, terimakasih untuk informasinya yang sangat bermanfaat. Saya ingin bertanya apabila kita mengonsumsi makanan ringan/snack dalam jangka waktu yang lama apakah dapat menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit DM tipe 2?dikarenakan makanan ringan memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi akan tetapi kandungan lain seperti serat rendah. Terimakasih
BalasHapusTerimakasi Karina Oktavia atas komentarnya.
HapusKonsumsi snack dalam jangka panjang belum tentu menyebabkan penyakit DM tipe 2 sebab salah satu penyebab DM tipe 2 dapat dsebabkan oleh genetik. Namun bagi orang-orang tanpa riwayat DM tipe 2 dan sering makan snack tanpa diimbangi kecukupan gizi lain dan tanpa aktivitas fisik yang cukup maka dapat meningkatkan resiko penyakit DM tipe 2 ini. Ditambah lagi snack berkalori tinggi itu memiliki karbohidrat tinggi dan lemak jenuh yang tinggi maka potensi menderita DM tipe 2 bisa meningkat. Mungkin baru ini saja yang bisa saya jawab. Apabila saya telah menemukan informasi lainnya akan saya bagikan. terimakasih